Waktu.
Menurutku,
waktu adalah hal yang paling berharga di dunia ini. Pepatah lama yang
mengatakan bahawa waktu adalah uang itu memang benar. Bahkan menurutku, waktu
lebih berharga daripada uang. Uang bisa dicari lagi ketika habis. Bagaimana dengan
waktu? Sekali kita kehilangan waktu tersebut, berarti kita kehilangan sebagian
hidup kita untuk selamanya.
Waktu
tidak bisa maju, mundur, dan dihentikan barang satu detik pun. Manusia tidak
mempunyai kuasa atas waktu. Namun kitalah yang memegang kendali atas hal itu. Semuanya
dikendalikan oleh apa yang ada di diri kita.
Sebegitu
berharganya waktu, sampai-sampai tanpa waktu semua seakan tidak ada nilainya. Waktulah
yang menciptakan kesempatan dan kenangan dalam hidup. Detik berganti menit. Menit
berganti jam. Jam berganti hari. Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Bulan
berganti tahun. Tanpa terasa, secara tidak sadar, waktu telah merangkai
semuanya. Merangkai jutaan kenangan yang mungkin bisa jadi takkan terulang
lagi.
Waktu
tidak bisa maju, mundur, dan dihentikan barang satu detik pun. Namun, asumsi
manusia lah yang bisa mengubah itu. Waktu dapat terasa terhenti pabila kita
sedang merasakan kesedihan yang mendalam. Seolah waktu akan berhenti selamanya
dan menjebak kita dalam masa sulit itu. Sebaliknya, waktu akan terasa berlalu secepat
kilat pabila kita sedang tenggelam dalam euforia kebahagiaan. Saking cepatnya,
kita tidak sempat mengabadikan momen indah itu. Tanpa kita sadari, sang waktu
telah pergi terlebih dahulu.
Sama
seperti diriku. Satu tahun yang kelam, terasa seperti ribuan tahun. Aku selalu
berdo’a agar waktu cepat berlalu dan membawa ku pergi dari masa sulit itu. Rasanya
aku sudah bosan sakit hati. Mau menangis pun rasanya air mata ini sudah kering.
Sebaliknya, di tahun berikutnya, semua berjalan sangat indah. Seolah Dewi
Fortuna akan berpihak kepada ku sepanjang tahun ini. Aku berharap masa-masa ini
akan abadi untuk selamanya. Terlalu indah rasanya untuk aku tinggalkan. Tapi apa
boleh buat, sang waktu terus berjalan. Aku selalu merasa gagal dalam
mengabadikan momen indah itu. Aku selalu kalah dengan sang waktu. Hingga pada akhirnya, yang tersisa hanyalah
kenangan yang bisa aku simpan rapat-rapat. Berharap kenangan itu akan kembali. Tentunya
dengan hal baru yang lebih indah lagi.
Bagi
kalian yang membaca ini, jangan pernah sia-sia kan waktu kalian. Kita tidak
pernah tau kapan Sang Waktu akan pergi dan mengubah apa yang terjadi di hidup
kita. Berterima kasih lah kepada seseorang yang telah memberikan waktunya untuk
kalian, itu berarti ia telah memberikan sebagian dari hidupnya yang tak bisa
kembali lagi.
-eL