Pagi ini ku terbangun dari mimpi. Aku seketika teringat tentangmu. Teringat bahwa selama ini kita dipisahkan oleh jurang yang teramat dalam. Curam. Yaitu perbedaan.
Lihat diriku. Hitam. Penuh noda. Sedangkan dirimu, putih. Seputih salju. Kita berbeda. Mengapa? Mengapa harus ada perbedaan? Mengapa perbedaan menghalangi kita untuk bersatu?
Jika aku boleh memilih hal lain yang harus dihilangkan dari muka bumi ini selain perpisahan, maka aku akan memilih perbedaan yang harus musnah dari bumi ini.
Mengapa? Karena perbedaan yang selama ini ada justru menimbulkan ketidakdamaian di bumi ini. Manusia menyalahartikan perbedaan. Tuhan menciptakan perbedaan agar dunia ini penuh warna. Penuh suka cita. Penuh ketentraman. Penuh kedamaian. Namun manusialah yang membuat perbedaan itu tidak indah. Manusia sendiri yang mengkotak-kotakkan dirinya. Membuat perbedaan menjadi tidak indah. Membuat yang berbeda tidak pantas dipersatukan. Membuat benteng tertinggi. Terkokoh. Yang seolah-olah paling kuat di muka bumi ini. Karena manusia yang menyalahartikan perbedaan inilah, kita harus berpisah. Muncul lah kata perpisahan. Kata yang paling aku benci di dunia. Semua berawal dari perbedaan.
Lalu aku bisa apa? Sejujurnya hitam dan putih bisa saja bersatu. Tidak dengan memutihkan yang hitam atau menghitamkan yang putih. Namun dengan mencampur keduanya dengan takaran yang pas. Yang sesuai. Lalu keduanya akan indah membentuk warna baru. Warna yang menjadi jembatan diantara kelamnya hitam dan sucinya putih. Warna yang membuat hitam dan putih akhirnya bisa bersatu. Abu-abu.
-eL-