Senin, 19 Februari 2018

Al

Semarang, 19 Februari 2018 pukul 22:26
Terlalu sore katanya untuk mencurahkan rasa. Tapi biar, aku terlalu ngantuk untuk menunggu sampai dini hari agar seperti orang-orang untuk mencurahkan apa yang ia rasa.

Baiklah, langsung aja. Aku selalu bingung Al, ketidakjelasan ini selalu membingungkanku. Aku tidak masalah dengan ketidakjelasan kita, asal kau selalu ada. Tapi nyatanya, kau datang dan pergi sesukamu, tanpa bisa aku bertanya sebabnya, tanpa diberitahu pula. Ini sudah yang ke sekian kali. Lantas mau sampai kapan? Kalau memang ingin pergi, berilah penjelasan. Setidaknya pamit. Tentu aku bohong jika aku ingin kau pergi. Sungguh kebohongan terbesar. Rasanya sudah menjadi rahasia umum kalau aku menginginkan mu selalu ada.

Al, pernahkah kau ingin marah tapi tidak tau kepada siapa dan kenapa? Iya itu aku sekarang. Aku benci tidak dikabari, tapi aku lebih benci dihindari. Akhir-akhir ini kau tidak hanya tak berkabar, namun juga menghindar. Seolah aku ini asing (lagi), seolah kau lupa apa saja yang sudah kita lewati. Aku ingin marah, tapi apa aku boleh? Akhirnya aku marah pada diriku sendiri, aku yang tak bisa mengerti apa mau mu. Aku yang mungkin menurutmu belum berubah. Aku yang...apa saja lah, yang jelas aku ingin marah.

Aku membencimu, tapi aku jauh lebih membenci diriku yang merepotkanmu.

Al, kembalilah, berkabarlah, berceritalah...