Jatuh cinta. Jatuh cinta merupakan anugerah Tuhan, dimana kita sebagai makhlukNya dapat merasakan kebahagiaan yang teramat sangat ketika merasakannya. Namun perkara jatuh cinta ini menjadi rumit mana kala penolakan itu terjadi. Orang yang kita cintai tidak mencintai kita kembali. Hal yang terlihat sederhana tapi dapat meluluh lantahkan hati seseorang. Penolakan memberikan luka yang teramat dalam.
Selain penolakan, yang juga menyakitkan adalah, sudah menjalin hubungan namun harus kandas. Hal ini sangat disayangkan. Kebahagiaan sudah diraih, lalu mengapa luka itu hadir diantara kita? Mengapa kita melukai satu sama lain?
Memulihkan hati yang sudah dikecewakan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses. Lama. Hingga akhirnya luka itu mengering. Sembuh. Membaik.
Namun ada satu hal lagi yang salah. Hati ini hampa. Kosong. Tidak sakit, tapi juga tidak bahagia. Sama sekali tidak tertarik untuk jatuh cinta lagi. Ada perasaan takut, khawatir dan was-was akan dikecewakan lagi. Ada perasaan takut, khawatir, dan was-was akan menyakiti hati orang lain lagi.
Setelah aku sadari, ternyata aku terkena fobia jatuh cinta. Rasa takut untuk jatuh cinta, takut melukai dan dilukai, dan krisis kepercayaan terhadap orang lain. Ini memang salah. Tidak seharusnya aku biarkan terjadi. Tapi biarlah. Biarlah aku menikmati kesendirian. Biarkan aku tidak melukai siapapun. Biarkan aku bahagia dengan cara ku sendiri. Hanya Sang Pemilik Waktu yang dapat mengubah semuanya, yang akan mempertemukan ku dengan orang yang bisa meyakinkan ku untuk jatuh cinta lagi dan bahagia bersamanya.
-eL-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar